Sunday, January 20, 2013

SETENGAH TELANJANG


"Apa yang akan kau lakukan jika kau menemukanku setengah telanjang di tempat tidur?" ujarku tanpa malu padanya.

Dia terdiam. Aku tunggu. Aku mau tahu. Jawaban gila yang tidak masuk akal. Jawaban yang di luar nalar. Jawaban yang tidak diduga. Jawaban yang tidak diharapkan.

Dia terdiam. Aku masih menunggu. Lima belas menit berlalu. Aku tahu kami tidak pernah membicarakan hal ini sebelumnya. Hal yang sungguh tabu bagi kami walaupun kami tahu kami sesungguhnya ingin mengungkitnya sesekali. Maka, aku mengambil langkah. Aku lebih dulu memilihnya sebagai topik.

Dua puluh lima menit telah terbang. Pertanyaan itu masih saja sendiri. Dia tetap terdiam. Mungkin sebenarnya dia gugup, tapi berpura-pura tidak. Mungkin dia sedang mempersiapkan jawaban paling acak yang dia punya di kepala. Bingung memilih satu.

Hampir satu jam. Dia tetap menganggurkan pertanyaanku. Aku tidak tahan.

"Hahaha. Jangan kaget. Itu benih cerpen untuk blog," kilahku sembari mengakhiri perbincangan dengan meniadakan laptop.

Meringis, entah bagian mana dari tubuhku yang terasa nyeri, aku kembali berpakaian untuk menutupi tubuhku yang setengah telanjang.





~Sumpah ini cuma fiksi belaka~
20 January 2013 06.45 PM

Saturday, January 19, 2013

MENULIS

Kamu tahu? Aku rindu menulis. Menuangkan hal sederhana ke dalam kata. Mewujudkan sosok dalam kosakata. Memadatkannya biar nyata.

Aku rindu menulis. Melesakkan segala rasa di tiap alinea. Memenuhi setiap ruangnya hingga spasi tak lagi nampak.

Aku rindu menulis. Tentang khayalan yang bersayap. Memanjat lekuk aksara dan terjun bebas. Merentangkan diri sepanjang kalimat. Menarik nafas di lembah koma. Meski titik menjuntai, dia tidak berhenti.

Aku rindu menulis. Tentang fakta yang senantiasa menyakitkan. Menghimpit di tengah lautan tanda baca. Berseru-seru untuk mengakhiri. Menimbulkan diri agar disudahi.

Tapi, aku tetap saja rindu menulis. Kalau bisa di sekujur kulitmu saja. Agar kau rasa. Biar kau ingat.

Thursday, January 17, 2013

1, 2, 3

Bagaimana kalau satu?
Tidak?
Iya, satu: Kamu dan Aku
Tak perlu ruang
Tak ada celah
Yang paling sempit sekalipun
Masih tidak?

Lalu, berarti dua?
Iya?
Kamu, hanya kamu
Aku, biarlah aku
Rongga di antara
Isinya udara semata
Tetap iya?

Bagaimana mungkin?
Kamu mau dua
Aku ingin satu
Sementara ada dia
Hitunglah, tiga

Aku berdialog
Bersama siluetmu
Yang tertidur pulas
Satu, dua, tiga
Aku pun tuntas



~Puisi semalam yang kukirim ke kamu~

Wednesday, January 16, 2013

TEGUH

Terkesiapkah kamu?
Melihat kelima huruf ini
Kukuh berdiri

Mungkin sekali lagi
Kamu mengerjap mata
Berusaha mengeja kembali

Dia tetap di atas sana
Berbunyi dan berarti sama
Kata yang mengidentitas

Ya, Teguh.
Sebuah doa dalam nama
Itu kamu



Singaraja, 16 Jan '13 9:18 PM
Catatan sebuah kesimpulan dari seutas benang merah

Monday, January 14, 2013

PERSETUBUHAN

Sudikah kau menyetubuhi rasaku?

Tak usah terburu-buru, Sayang.
Lakukan perlahan, aku tak akan menghindar.
Pupuskan satu-satu kancingnya.
Nikmati saat kau melepas jalinan kait.
Singkap segala tabir di bawah sana.

Maka, sudah dia telanjang. Polos tanpa benang.
Tunggu, tatap saja dalam remang.
Belai dia, jangan gamang.

Rasa itu
Tanpa malu
Adalah ragu yang usang berdebu
: Akankah kau cinta padaku

Mulailah menyetubuhi.



~Catatan tadi siang di 66 Beach sembari melihat satu keluarga bule makan nenas~

Friday, January 11, 2013

CEMBURU

"Maaf, baru sempat baca pesannya. Baru sampai rumah. Tadi pergi beli serabi panas buat Shila. Lokasinya jauh sekali. Abang kedinginan karena hujan angin, tapi tidak apa-apa demi melihat secercah senyum kecil di wajahnya." Begitu pesan singkat yang kubaca di ponselku. Aku tersenyum sambil membayangkan kamu menyerahkan serabi kepada Shila yang kini mau tersenyum kembali untukmu. Lalu kalian berpelukan. Luruhlah segala benteng permusuhan kalian selama dua hari ini. Hm, romantis. Kamu sosok yang romantis.

Dan aku yang melankolis tidak bisa menahan lama-lama senyum di bibirku. Berganti rasa cemburu yang teramat sangat. Tiba-tiba kamu dan Shila memuakkan. Bukan, bukan kalian yang memuakkan. Tetapi, cemburuku yang membuatku merasa kalian memuakkan. Sesungguhnya aku berbahagia untuk kalian. Oh, tidak! Aku berdusta lagi. Ya, bahagia. Mungkin tidak juga. Aduh, cemburu ini membuatku buta akan apa yang harus aku rasakan.

"Abang memeluk Shila," ceritaku pada seorang kawan.

Kawanku itu tertawa dan dengan nada mengejek dia berkata, "Apa salahnya dia memeluk istrinya?"

Benar. Apa salahnya?

Salahnya, aku cemburu. Parahnya, Abang tahu. Tetapi, mengapa dia harus menceritakan hal-hal yang sesungguhnya tidak ingin aku ketahui? Tentang dia menunggu Shila pulang untuk makan siang bersama, tentang taruhan-taruhan super konyol pun seru untuk tim sepak bola favorit masing-masing, tentang catatan-catatan kecil dari berbagai film yang ditonton, tentang Shila yang memasak, tentang menjemput Shila, tentang menemani Shila bekerja hingga larut, dan tentang memeluknya. Sebentar, bukankah aku yang meminta? Tidakkah aku yang bertanya? Rupanya cemburu ini mengantarkanku pada keingintahuan akan sesuatu yang kutahu akan mengganggu jiwaku. Hal ini merupakan pakan bagi cemburuku, membuatnya makin menggembung.

Juga masih dia mengatakan sering rindu padaku. Rindu yang intens membuat dia berkabar padaku. Aku senantiasa berdoa semoga ini benar-benar rindu, murni rindu, bukan motif lain semisal adiksi menyakiti seseorang atau kelainan jiwa lainnya.

"Wajarkah kalau aku merasa cemburu?" kubalas pesan singkatnya.

"Sangat wajar."

"Kenapa?"

"Kamu sudah tahu sendiri jawabannya."

Maka, sampai kapanpun aku akan tetap cemburu.


Denpasar, 11 Januari 2013 1:18 PM
Catatan untuk diri sendiri agar lebih 'nrimo'

Wednesday, January 9, 2013

SEBUAH AJAKAN


Mari kita saling memiliki dalam ketidakterikatan
Saling memeluk dalam kerenggangan
Saling merengkuh tanpa harus menyentuh

Inilah spasi, jarak yang harus kita pelihara
Tapi jangan biarkan dia bertumbuh, melebar
Menjauhkan tangan-tangan tak kasat mata kita
Untuk saling memberi, menyerahkan hati beserta isi

Cinta?

Biarkan mereka menyimpulkan



~terinspirasi dari sesuatu tentang rasa dan alasan~
9 Jan '13 6:23 PM

Thursday, January 3, 2013

MENDUNG & KAMU


Langit. Langit temaram keabuan. Langit tanpa tebaran cahaya matahari. Langit berhiaskan awan-awan tipis pucat menggelayut diam. Langit yang menduplikasi wajahmu.

Kamu. Kamu tertunduk diam, sediam awan-awan kelabu di kepalamu. Tidak peduli cerita dan tanyaku, diammu yang mendengar dan menjawabku.

"Bunga anggrek ungu yang kita beli waktu itu sudah berbunga lagi. Cantik sekali. Kau harus melihatnya," ujarku untuk yang kesekian kali. Kalimat yang sama, topik yang tetap. Setiap hari selalu begitu. Aku ingin menggugah bosanmu dan mendengar kau berkata bahwa aku membuatmu penat dengan cerita yang itu melulu. Aku, kemudian ingin melihat senyummu sehabis kau berkata begitu. Kamu yang merutuki aku bodoh sesudahnya. Namun, kau bergeming.

Langit tak lagi sanggup menahan bebannya. Langit menumpahkan serintik demi rintik kegundahannya. Lama-lama menderas. Jika sudah begitu, aku panik. Aku berlutut, memelas dan memohon.

"Tidak, tidak. Jangan. Kumohon. Lupakanlah dia. Maksudku, relakan. Itu sudah takdirnya. Jangan kau menghukum diri. Bergembiralah. Aku mohon."

Kata-katamu luruh dalam bening-bening sungai yang mengalir di pipimu. Menimpali reruntuhan hujan yang dituangkan langit. Untuk pertama kali, aku mendapat pertanda setelah setiap hari menemanimu. Sebuah isyarat bahwa kamu hanya membutuhkan mendung untuk menangkupi suara hatimu.

Kutinggalkan kamu menangisi pusara kekasihmu.



~catatan saat The Vuje menyanyikan Mendung di kepalaku~
Blue Ocean, 3 January 2012 12:45 PM

Wednesday, January 2, 2013

SIAP

Gambar diambil dari sini

Aku tidak ingin tahu bila kau telah siap
Mengetahuinya darimu, aku tidak akan pernah siap

Jahat memang karena aku tidak pernah ingin kau siap
Sungguh aku tak berani mendengar bahwa kau siap

Aku paham kau sedang bersiap
Tapi, kau belum sepenuhnya siap

Tak akan sanggup aku siap
Melihatmu menjadi tangguh dan siap



~Catatan saat pikiran sesak akan imajinasi jika kamu suatu hari nanti telah siap~
Denpasar, 2 Januari 2013; 12:52 AM