Saturday, April 12, 2014

PERJUMPAAN SELANJUTNYA

Untuk: Cass

Keajaiban, kamu ingat perjumpaan ketiga kita? Itu adalah perjumpaan yang paling tidak mengenakkan sejauh ini. Oleh karenanya, aku tidak menuliskan pengalaman kita itu di sini. Waktu itu aku merasa tidak cukup mampu untuk mengungkapkannya. Aku, sejujurnya, terpukul dan terpuruk.

Masih ingat? Ya, waktu itu kita bertemu dan keadaan jantungmu tidak bagus. Di dimensi dua itu, tampak jantungmu berkedip-kedip cepat. Namun, secepat kilat juga, detakmu menghilang. susah diketemukan. Tak berselang lama, detak itu muncul lagi. Bisa jadi nanti, katanya, kamu tidak sehat. Mendengar itu, aku jatuh ke dalam rasa bersalah tidak berujung. Hatiku remuk. Mungkin karena aku tidak memperhatikan kesehatan makanan dan minuman yang aku konsumsi. Mungkin karena aku jarang melakukan latihan fisik. Mungkin ini, mungkin itu. Rasa bersalah itu terus mendera, diikuti rasa takut dan was-was. Ingin segera membuat jadwal perjumpaan lagi denganmu agar aku tahu yang sebenar-benarnya. Aku tidak mau kamu sakit. Aku tidak mau kamu tidak sempurna. Aku mau kamu sehat dan kuat.

Sebulan berselang. Saatnya kita bertemu lagi. Dalam tenggang waktu sebulan sebelum kita bertemu lagi itu, kamu sudah bisa kurasakan menggeliat-geliat di dalamku. Rasanya ajaib sekali. Kadang kamu berkedut terlalu keras hingga membuat aku terkaget-kaget bahkan mengaduh. Kadang lembut seperti desiran angin. Semua gerakanmu itu membuatku bahagia. Senang bukan main. Kalau boleh, aku mau kamu bergerak-gerak terus sepanjang hari. Iya? Hahaha. Sembari kamu bergerak-gerak di ruang yang sempit itu, aku terus berdoa agar kamu tidak kekurangan apapun di dalam sana. Sehat dan kuat.

Perjumpaan kita kali keempat, sama seperti perjumpaan pertama dan kedua. Menyenangkan. Jantungmu dinyatakan sehat, berat badanmu normal walaupun posisi kepalamu masih di atas, di dekat rusuk kananku. Oh, pantas saja rusuk kananku sakit tak alang kepalang selama ini. Ternyata itu kamu. Tidak apa-apa, nanti kalau sudah saatnya kepalamu pasti di bawah. Dinyatakan juga sementara ini kamu adalah seorang malaikat yang cantik. Aku langsung memimpikanmu malam itu. Kulit putih, mata besar dan rambut keriting. Haha.

Apapunlah. Aku tidak terlalu merisaukan jikalau nanti kamu adalah malaikat cantik atau tampan. Yang terpenting bagiku adalah kamu sehat, kuat dan sempurna. Juga mampu menjadi teman dan sahabatku.

Oke, Keajaiban. Sampai di sini dulu perjumpaan kita kali ini. Sampai nanti. Tetaplah di dalamku, bersamaku sampai nanti tiba saatnya kamu berpindah ke dalam dekapan dan pangkuanku.

Salam sayang,
Ibu


PS: Bapak titip salam peluk cium.