Wednesday, December 23, 2015

Di Antara Hujan

Pasti kamu pikir
bahwa kamu tahu
jika saat ini
di antara celah rerintik hujan
aku sedang berusaha mengingat
segala lampau tentangmu

Tidak.


-gloomy rainy day-

Saturday, August 22, 2015

Belajar Mengampuni

Aku tahu, ini adalah tulisan pertama setelah aku vakum untuk waktu yang cukup lama. Aku tidak mau beralasan banyak dan nikmati saja yang tercurah berikut ini.

Aku sedang mencuci piring sepulang kerja. Music player ponselku mengumandangkan lagu-lagu favoritku. Aku ikut bernyanyi-nyanyi kecil. Tanpa kusangka, ada sebuah suara menyapaku. Suara Tuhan. Tumben.

"Belajarlah mengampuni," ujarnya sambil lalu. Tidak seperti biasanya, dia kali ini berlalu begitu cepat. Hanya meninggalkan gema suaranya dalam otakku. Dulu, kami berbincang cukup panjang jika tak bersua dalam rentang waktu yang lama.

Ya, akhir-akhir ini aku semakin merasa tertekan oleh sebagian orang di sekitarku. Kata-kata mereka menyudutkanku tanpa mau tahu keadaanku. Mereka dengan riangnya menyalahkan dan merasa diri paling benar. Mereka melakukan hal-hal yang tidak menunjukkan intelektualitas dan kualitas mereka sebagai manusia.

Aku geram pada mereka. Aku benci. Aku muak dan ingin muntah tepat di wajah mereka. Namun, gema suara Tuhan kembali memantul-pantul dalam dinding kepalaku.

Aku menarik nafas. Benar, ampuni saja mereka. Faktanya, hidup mereka jauh lebih menyedihkan dari kisahku. Ada yang tidak mendapat pengakuan dari lingkungan yang sebenarnya paling bisa dia jadikan lindungan, ada yang gengsinya terlalu tinggi karena tampak kaya tapi dompet kosong, dan ada yang tidak tahu harus mengharap kepada siapa lagi.

Ampuni.

Suara music dari ponselku menyentak. Tuhan sudah lewat jauh.


~catatan akibat penat oleh suasana kantor~