Aksi sosial sumbang buku tulis ke sekolah terpencil yang aku gagas mendapat sambutan positif dari orang-orang sekitarku. Seperti tertuang dalam postku sebelumnya, Move!: Notebooks to School, sumbangan yang akan disalurkan ke SMP Satu Atap Negeri 2 Kayuputih Melaka adalah berupa buku tulis, pulpen, dan atau pensil.
Keantusiasan calon donatur terlihat saat mereka menghubungiku via aplikasi obrolan di ponsel. Banyak di antara mereka yang tidak tinggal di Bali dan mereka berniat ikut berpartisipasi. Hanya saja, niat baik mereka harus aku tolak karena mereka hendak menyumbangkan donasi tunai alias uang.
Tanpa mengurangi rasa hormat, aku tidak mau menerima donasi tunai karena pertanggungjawabannya yang sangat susah. Belum lagi akan timbul berbagai macam kecurigaan dan ketidakpercayaan pengelolaan uang tersebut. Donasi tunai, maaf, akan merepotkan saja karena aku harus menyempatkan diri untuk menghitung jumlah donasi dan diperlukan seorang pengawas untuk mengawasiku membelanjakan uang tersebut. Ditambah lagi, jika aku membelanjakan uang donasi sejumlah Rp 112.300,- dari total Rp 115.000 donasi yang masuk, maka akan ada kembalian Rp 2.700. Dari sisa belanja itu, aku masih bisa membeli satu batang pensil seharga Rp 2.500. Tersisa Rp 200. Nah, Rp 200 ini harus aku bawa ke mana? Di simpan? Aku rasa percuma. Masuk kantongku? Sama saja korupsi, meski hanya 200 perak.
Jadi, donatur yang budiman, sekali lagi, tanpa mengurangi rasa hormat, aku tidak menerima sumbangan tunai. Jika ingin menyumbang selain buku tulis, pulpen, dan/atau pensil, silakan saja. Siapa tau di antara kalian ada yang mau menyumbang makanan atau minuman ringan, akan sangat aku apresiasi. Sekedar informasi, jumlah murid di SMP Satu Atap Negeri 2 Kayuputih Melaka adalah 125 orang, guru 12 orang dan 3 orang pegawai tata usaha. Aku prediksi nanti sekitar 10 orang relawan akan ikut terjun ke lapangan untuk membantu mendistribusikan sumbangan. Jadi, kalau mau sumbang makanan dan minuman sudah ada bayangan berapa jumlah yang harus kalian beri. Aku juga butuh donatur yang ikhlas meminjamkan mobilnya sekaligus menjadi sopir sebagai transportasi untuk mengangkut buku-buku tulis tersebut.
Jadi, mari bergerak! Move!