Friday, November 15, 2013

Maaf Tidak Menerima Donasi Tunai

Aksi sosial sumbang buku tulis ke sekolah terpencil yang aku gagas mendapat sambutan positif dari orang-orang sekitarku. Seperti tertuang dalam postku sebelumnya, Move!: Notebooks to School, sumbangan yang akan disalurkan ke SMP Satu Atap Negeri 2 Kayuputih Melaka adalah berupa buku tulis, pulpen, dan atau pensil.

Keantusiasan calon donatur terlihat saat mereka menghubungiku via aplikasi obrolan di ponsel. Banyak di antara mereka yang tidak tinggal di Bali dan mereka berniat ikut berpartisipasi. Hanya saja, niat baik mereka harus aku tolak karena mereka hendak menyumbangkan donasi tunai alias uang.

Tanpa mengurangi rasa hormat, aku tidak mau menerima donasi tunai karena pertanggungjawabannya yang sangat susah. Belum lagi akan timbul berbagai macam kecurigaan dan ketidakpercayaan pengelolaan uang tersebut. Donasi tunai, maaf, akan merepotkan saja karena aku harus menyempatkan diri untuk menghitung jumlah donasi dan diperlukan seorang pengawas untuk mengawasiku membelanjakan uang tersebut. Ditambah lagi, jika aku membelanjakan uang donasi sejumlah Rp 112.300,- dari total Rp 115.000 donasi yang masuk, maka akan ada kembalian Rp 2.700. Dari sisa belanja itu, aku masih bisa membeli satu batang pensil seharga Rp 2.500. Tersisa Rp 200. Nah, Rp 200 ini harus aku bawa ke mana? Di simpan? Aku rasa percuma. Masuk kantongku? Sama saja korupsi, meski hanya 200 perak.

Jadi, donatur yang budiman, sekali lagi, tanpa mengurangi rasa hormat, aku tidak menerima sumbangan tunai. Jika ingin menyumbang selain buku tulis, pulpen, dan/atau pensil, silakan saja. Siapa tau di antara kalian ada yang mau menyumbang makanan atau minuman ringan, akan sangat aku apresiasi. Sekedar informasi, jumlah murid di SMP Satu Atap Negeri 2 Kayuputih Melaka adalah 125 orang, guru 12 orang dan 3 orang pegawai tata usaha. Aku prediksi nanti sekitar 10 orang relawan akan ikut terjun ke lapangan untuk membantu mendistribusikan sumbangan. Jadi, kalau mau sumbang makanan dan minuman sudah ada bayangan berapa jumlah yang harus kalian beri. Aku juga butuh donatur yang ikhlas meminjamkan mobilnya sekaligus menjadi sopir sebagai transportasi untuk mengangkut buku-buku tulis tersebut.

Jadi, mari bergerak! Move!


SIBUK

Astagaaaa...astagaaa...aku butuh lebih dari 7 hari seminggu untuk menjalani hidupku... Aku perlu lebih dari 24 jam sehari untuk mengatur hidupku... Astaga... Astaga... Aku bingung mesti bersyukur atau mengeluh.

Bekerja "normal" di kantor Senin-Jumat jam 8 pagi sampai 5 sore (kadang overtime, dan tidak dibayar untuk itu). Senin-Selasa jam 8 malam sampai 10 malam, mengajar bahasa Inggris kepada seorang temanku. Sabtu jam 4 sore sampai 8 malam siaran di radio. Minggu jam 12 siang sampai 4 sore juga siaran di radio.

Lalu, tadi aku ditelepon lagi oleh Dirut radio bahwa dia suka siaranku. Untuk itu, dia mau menambah jam siaranku tiap Rabu, Kamis dan Jumat. Waktu masih dipertimbangkan, yang jelas sore hari sepulang aku bekerja.

Haduh...Haduh... Aku sibuk... Aku sibuk... Tapi, aku senang sekaligus khawatir. Kapan aku punya waktu untuk diri sendiri, keluarga, kawan dan kekasih?



~Catatan kegundahan hati di Jumat pagi dan OST Sinchan berputar di kepala: Kalau begini akupun jadi sibuk... Berusaha mengejar-ngejar dia... matahari menyinari semua perasaan cinta... tapi mengapa hanya aku yang dimarahi... Oh sibuknya... aku sibuk sekali...~

Thursday, November 14, 2013

MOVE!: NOTEBOOKS TO SCHOOL

Apa kalian sudah membaca postku tentang impian-impian "kecil"ku di post terdahulu? Kalau belum, silakan baca deh dan fokuskan bacaan kalian pada impianku untuk mengadakan acara sosial penyumbangan buku tulis ke sekolah di pelosok Singaraja. Klik DREAMS.

Impian untuk sumbangan buku tulis ini sudah mulai ada geliatnya. Walaupun masih kecil, gerakan ini kuyakini akan mencapai klimaksnya nanti. Mulai ada beberapa kawan yang menyumbangkan buku-buku tulis, pulpen dan pensil. Oh iya, sekolah sasarannya pun sudah aku temukan. Sebuah sekolah rekomendasi seorang pengawas sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, Bapak Duniawan. Beliau merekomendasikan SMP Satu Atap Negeri 2 Kayuputih Melaka, Kecamatan Sukasada. Beliau juga memberikan kontak kepala SMP tersebut: Ibu Hartawati.

Komunikasi dengan Ibu Hartawati terbilang lancar. Beliau menyambut niatku dengan antusias dan tanpa menutupi apapun, beliau mengatakan bahwa pihaknya sangat mengharapkan bantuan buku tulis ini. Beliau juga dengan senang hati mengundangku untuk datang mengunjungi sekolah yang dipimpinnya di Jalan Damai, Lovina. Berhubung belum ada waktu senggang, jadi aku belum sempat ke sana. Tapi, aku sudah menjadwalkan akan pergi ke sana di bulan Desember 2013 akhir.

Flyer pemberitahuan kegiatan sosial ini sudah aku sebarkan secara on-line kepada teman-teman dekat. Sejauh ini, sudah terkumpul 17 lusin buku tulis, 8 lusin pulpen dan 3 lusin pensil. Masih ada sumbangan dari beberapa teman yang belum sempat aku ambil karena belum ada waktu. Tiap kali aku mendapat kabar bahwa ada yang menyumbang, aku merasa seperti melayang saking senang tak kepalang.

Kesempatan untuk berbagi selalu ada. Jika kalian mau berpartisipasi menyumbang buku tulis/pulpen/pensil, aku tunggu. Tinggalkan saja pesan di blog ini, atau email ke dwimarleni@gmail.com.

Terima kasih aku ucapkan pada para penyumbang yang memiliki ketulusan luar biasa. Syukur aku tujukan pada Penguasa Hidup.

Kamu tidak akan mendapatkan yang kamu mau jika kamu tidak bergerak. So, let's MOVE!


Friday, November 1, 2013

KABAR

Cinta ini sudah renta, tak bertuan, entah bisa apa.




















~Lagi-lagi catatan acak nan absurd yang datang mendadak sesaat sebelum beranjak lelap~

Kisi-kisi Jawaban

Untuk JessPer

Gerhana mimpimu
Sesungguhnya tak usah kamu tunggu
Bulan dan Mentari telah bersatu
Di malam-malam kamu merindu

Kamu hanya perlu menyadari
: Bulan bercahaya karena Mentari







Siang terik, 1 November 2013 2:00 PM



~Catatan saat ingat pelajaran IPA sewaktu SD sambil asyik mendengarkan Emoni-Harmoni Nada Cinta~