Kita bersama tahu bahwa 17 Agustus adalah hari kemerdekaan negara kita yang tercinta: Indonesia. Tahun 2013 ini tepat 68 tahun Indonesia memperoleh hak independensinya. Pasti banyak yang bertanya tentang apa yang sudah kita capai selama 68 tahun ini. Sebagian besar menjawab dengan sinis bahwa kita masih dalam cengkraman penjajah. Kita belum merdeka, kita masih miskin, kita malu sebagai Indonesia, kita ini, kita itu. Pesimis, skeptis.
Hey, bisakah kita berhenti sejenak dan tenang? Mari lihat ke dalam diri, mengapa menjadi orang yang selalu berpikir negatif? Sinis? Pesimis? Banyak mengeluh tentang kita sebenarnya masih dijajah, masih belum merdeka dan lain-lain justru sebenarnya menjadikan kita sebagai orang yang tidak siap memerdekakan diri. Kita membelenggu diri kita sendiri jika membiarkan pikiran-pikiran seperti itu masih saja menggempur.
Kemerdekaan tidak melulu tentang negara, tetapi juga individu. Merdeka individu tidak didapat dari orang lain. Merdeka individu itu kita yang ciptakan. Caranya? Mudah sekali: bersyukur.
Bersyukur kita terlahir di Indonesia, sebuah negara yang telah merdeka sejak tahun 1945. Bayangkan jika hingga hari ini kita belum merdeka. Kita masih mengusung bambu runcing, berlari di tengah kepungan meriam, suara letusan senjata di mana-mana. Kita tidak akan bisa nongkrong di kafe, di pantai, di karaoke, di bioskop, di mall. Jadi, bersyukurlah.
Bersyukur kita lahir di Indonesia, sebuah negara yang kaya raya. Sandang, pangan, papan kita senantiasa terpenuhi. Jangan berani bermimpi kita terlahir di negara yang mencari air saja susah, apalagi makan dan pendidikan.
Bersyukur kita lahir di Indonesia, negara yang beriklim tropis. Panas, dingin, kering hujan tidak terlalu mengintimidasi. Bagaimana jika kita terlahir di negara yang musim dingin atau panasnya terlalu ekstrim hingga mengakibatkan korban jiwa? Ngeri.
Bersyukur kita lahir di Indonesia, tempat kita memimpikan dan meraih segala yang kita mau. Kita bisa melakukan yang kita mau, kita bebas memilih jalan, kita tak terkekang untuk memutuskan - dengan tanggung jawab tentunya.
Bersyukur kita terlahir di Indonesia, negara yang telah memberi kita terlalu banyak. Keamanan, kenyamanan, keindahan, kebebasan, dan keunikan. Saatnya kita memberi kembali pada Indonesia, hal yang sama yang telah Indonesia hadiahkan pada kita.
Memang, masih banyak yang harus dibenahi di Indonesia. Masih banyak yang harus dicapai Indonesia. Di 68 tahun usia Indonesia, mari kita dukung Indonesia sepenuh hati dan seterusnya. Tidak ada lagi keluhan, tidak ada lagi rengekan pesimistis. Mulai dari diri sendiri, lakukan yang terbaik untuk diri kita, yang juga bermanfaat untuk orang sekitar.
Ini Indonesia. Saya Indonesia.