“Jangan pernah Desember datang”
Hardikku pada Tuhan saat berdoa
Tuhan diam, menontoniku merobek Desember di tiap kalender
Desember menggeletar, ngeri.
Kulihat takut menggelayut kuat di pelupuknya
Takut akan hatinya diambil
Takut bila dia tidak memiliki cukup kekuatan
Melawan sensasi yang timbul
Takut akan esok hari di pangkuan Januari
“Kau mengoyak cermin, Nak.” kata Tuhan
-untuk Desember yang tak mampu menunggu-
*bagian akhir dari tetralogi puisi bertema Kalender*
~Tetralogi Kalender dipersembahkan khusus untuk AD yang meninggalkanku di November, tidak datang di Desember, tidak menepati janji, namun tetap menjadi inspirasi~
No comments:
Post a Comment