Monday, November 19, 2012

Sim Salabim: Hati & Cinta

Sim Salabim
Sebentuk Hati langsung tersaji di piring kehidupanmu. Hati yang perasa dan penyayang. Ada pula Cinta di sisinya. Cinta yang jujur dan sederhana, yang nanti akan bertumbuh menjadi Cinta yang sehat dan cerdas.

Perlakukan Hati dan Cinta itu dengan mulia. Jangan pernah berpikir untuk menggoreskan tanda tanya di sana jika kau tak mau dia berkembang bersama ragu. Mereka tidak resisten terhadap cuaca di hidupmu. Mereka tidak imun akan segala peristiwa yang kau enyam. Mereka juga bisa bimbang, sakit, gengsi, dan ceria. Mereka juga punya mimpi dan harapan yang dipetik dari kisahmu. Mimpi dan harapan yang terus berkesinambungan memompa nafas mereka.

Sim Salabim
Setiap kata yang kau ucap bisa menjadi obat mujarab sekaligus racun mematikan untuk Hati dan Cinta yang kau pelihara. Kata apapun itu bisa memberikan benalu atau pemandu bagi Hati dan Cinta yang lugu. Pikirkan sebelum kau mengeksekusi kata. Jangan sampai dia menjadi tak percaya pada Jiwa yang ada di dirimu.

Cinta senantiasa berdiri di antara Hati dan Otak. Dia menjejakkan satu kaki dengan kokoh di ranah Hati dan menancapkan kaki yang lain kuat-kuat di medan Otak. Berperanglah akal sehat dan perasaan, berusaha memenangkan suara Cinta. Namun, Cinta dengan merdeka terus memilih keduanya dan kau yang harus mengalah dengan membiarkan Takdir mengambil alih.

Sim Salabim
Hati dan Cinta bisa menjadi paket hadiah paling menakjubkan bagi Manusia lain yang kau kagumi di Bumi. Beruntunglah Ia yang mampu memiliki Hati dan Cintamu dalam satu waktu sekaligus. Namun, Waktu seringkali enggan bersahabat dengan Hati dan Cinta. Dia bisa datang terlalu dini untuk kau kemudian menyadari bukan Manusia ini yang kau inginkan. Dia bisa tiba tepat tanpa perlu kau beradu argumen dengan Sang Pemilik Hidup. Dia bisa datang terlambat beriringan bersama sesal. Tunggulah, bersabar saja hingga Waktu datang untuk kau tepat menghadiahkan Hati dan Cinta.

Lalu di mana letak Aku? Aku yang mungil dan irasional, yang juga punya Hati, Cinta, dan Otak. Aku yang senantiasa tak punya cukup Waktu. Aku yang ogah menyerah pada Takdir dan memilih menantang Penguasa Hidup daripada tunduk. Di mana?

Sim Salabim
Kupersembahkankan Aku sekaligus seperangkat Hidup yang memiliki Jiwa ke hadapanmu, ke dalam Hati dan Cintamu.



~Catatan saat bosan menunggu teman-teman kantor ambil uang makan~

No comments:

Post a Comment